Rela tak Digaji, Aktif Jadi Relawan Kemanusiaan

HANDY TALKY (HT) selalu menempel di pinggang setiap anggota Polmas Bogor Raya. Selain berguna untuk menginformasikan peristiwa ke aparat kepolisian, HT digunakan dalam tindakan kemanusiaan, seperti pencarian orang hilang atau bencana alam. Bencana alam umumnya diiringi dengan kerusakan jaringan komunikasi. Terlebih jika tower-tower milik provider terkena imbasnya. Karena itu, dibutuhkan alat komunikasi yang tangguh dalam berbagai medan.



Dalam hal ini, HT menjadi solusi yang cukup mutakhir. Karena jaringan mereka tergantung sinyal radio. Karena itu, kehadiran tim polmas sangat membantu setiap evakuasi bencana. Sebab, mereka mempunyai jalur komunikasi radio sendiri.

Seperti halnya saat pencarian mahas iswa Universitas Indonesia (UI) yang hilang di Gunung Pangrango 18 September lalu. Dalam kondisi ini, jaringan komunikasi sangat dibutuhkan untuk mengoordinasikan seluruh tim SAR yang turut mencari. Sementara, penggunaan handphone tak memungkinkan karena tak ada sinyal. Terlebih lagi, masing-masing tim SAR melakukan pencarian melalui jalur yang berbeda.

Dalam kondisi ini, Polmas Bogor Raya menjadi pahlawan. Usai dirapatkan seluruh relawan yang hendak membantu pencarian, maka disepakati jika mereka menggunakan jalur komunikasi milik Polmas Bogor Raya.

Dengan adanya jaringan ini, seluruh tim bisa berkomunikasi. Hasilnya, kedua korban yang dicari dapat ditemukan dengan selamat. Karena masing-masing tim menyusuri secara terkoordinir.

Bukan hanya itu, pada bencana alam meletusnya Gunung Merapi di Jogjakarta lalu, Polmas Bogor Raya pun mengirimkan tim untuk membantu proses evakuasi. Bahkan, tim sempat menginap beberapa hari di Kota Pelajar itu hingga situasi kembali kondusif.

Yang perlu digarisbawahi, dalam upaya tersebut, para anggotanya rela mengeluarkan dana dari kantong masing-masing. Karena profesi sebagai polmas murni karena kecintaan. Sebab, mereka tak mendapatkan gaji atas apa yang telah mereka lakukan.

“Kita tak dapat gaji karena bekerja dengan hati dan murni untuk membatu saja,” kata Ketua Polmas Bogor Raya, Heriyanto, kepada Radar Bogor.

Hanya satu yang membuat mereka bertahan menjadi anggota polmas, yaitu kepuasan karena bisa membantu masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki. (*)

sumber : radar-Bogor

Post a Comment

0 Comments